MANDAI
Beberapa hari yang lalu saya membantu (Jawa: rewang) di rumah tetangga
yang sedang punya hajat. Saya mendapat tugas membuat sanggar cempedak (cempedak
goreng. Semacam pisang goreng, hanya saja bahan utamanya cempedak). Anda tahu
cempedak? Cempedak itu semacam buah nangka. Tapi isinya lebih kecil dan lebih
padat. Soal rasa, kalau menurut lidah saya sih, bagimana pun masih enak nangka.
Sanggar cempedak ini dibuat untuk camilan orang-orang yang sedang rewang.
Kulit cempedak yang dibuat untuk sanggar, tidak boleh dibuang oleh yang
punya hajat. Kulitnya dimasak juga, dibuat mandai. “Wah, kebetulan saya
penasaran ingin merasakan mandai”, guman saya dalam hati. Sudah lama juga sih,
sejak saya menginjakkan kaki di Kalimantan, saya sudah dengar nama makanan ini.
Hanya saja saya belum pernah mencoba mencicipinya.
Kulit cempedak yang hijau dikupas dan dibuang. Tinggal kulit daging yang
putih dan seratnya yang menempel. Kulit cempedak yang tersisa diberi garam
secukupnya. Selesai menggoreng sanggar cempedak, saya lanjutkan
menggoreng kulit cempedak tadi, atau mandai. Saat makan siang mandai yang digoreng
tadi disuguhkan untuk teman lauk. Cara makannya dengan dicocolkan sambal. Hanya
begitu saja prosesnya, tapi rasanya wow mantab. Ini kali pertama saya menikmati
lezatnya mandai. Pengalaman pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda.
Info berikutnya, mandai ini jika disimpan di dalam toples terlebih dahulu
selama 3 hari baru dimasak rasanya semakin mak nyusss. Bahkan bisa
disimpan sampai setahun baru diolah sesuai selera. Anda penasaran dengan
mandai? Saat beli cempedak jangan dibuang kulitnya. Coba eksekusi jadi mandai. Selamat
mencoba.
Mari bersinergi, berkolaborasi perkaya literasi negeri!
Salam literasi.
Istianah
Komentar
Posting Komentar