Strategi Menangkal Hoaks (RESUME PELATIHAN GMLD KE 5)
RESUME PELATIHAN KE 5
GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL (GMLD)
Gelombang :
2
Pertemuan Ke
:
5
Hari/Tanggal :
Rabu/ 10 November 2021
Tema : Strategi Menangkal Hoaks
Narasumber :
Heni Mulyati, M.Pd.
Moderator :
Muliadi
Penulis :
Istianah
Sore ini pelatihan GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL (GMLD) mengusung tema “Strategi Menangkal Hoaks”. Moderator Mulyadi, moderator yang berdomisili di Toli-Toli ini, memperkenalkan narasumber yang akan mengupas tuntas seputar tema tersebut. Tidak tanggung-tanggung Curriculum Vitae narasumber, HeniMulyati,M.Pd, lima halaman. Pengalaman kerja dan organisasinya sungguh luar biasa.
Tidak bisa kita pungkiri, kehadiran tehnologi digital banyak
memberikan kebermanfaatan dalam berbagai sektor kehidupan. Kemajuan digital
telah membawa peradadapan manusia berkembang demikian pesat. Kehidupan
bermasyarakat pun menjadi semakin mudah dan terbuka.
Hal ini juga berpengaruh pada dunia informasi. Informasi demikian
terbuka, siapa saja bisa memperoleh infromasi dengan mudah. Kita dapat mengakses
informasi, di mana saja, dan kapan saja. Namun di tengah kemudahan dan
keterbukaan itu ada tantangan yang harus kita hadapi, karena tidak semua
informasi yang beredar adalah informasi yang benar. Tanpa kita sadari Sering
kita memperoleh informasi yang tidak terjamin keshahihannya, atau
yang sering disebut informasi “hoaks”.
Informasi hoaks sangat berbahaya, dan tentu saja sangat merugikan dan meresahkan masyarakat. Oleh sebab itu, kita harus waspada dan berusaha menghindarkan diri dari infromasi hoaks. Pertanyaannya, bagaimana caranya? Berikut ini kupas tuntasnya.
Di awal pembukaan narasumber, yang merupakan relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Jakarta, Wakil Ketua Komite Edukasi, bergerak di isu literasi digital dan edukasi hoaks ini, memperkenalkan organisasi yang digelutinya dan menawarkan peluang menjadi relawan bagi siapa saja.
Apa yang akan dibahas dalam tema ini?
Ada tiga hal yang dibahas pada sesi kali ini;
v Sesi 1 membahas tentang perkembangan era
digital dan banjir informasi.
v Sesi 2 mengenai hoaks, motif, jenis, ciri,
dan dampaknya.
v Sesi 3 membahas tentang tips periksa fakta secara singkat.
1.
Perkembangan Era Digital Dan Banjir Informasi
Mari kita sejenak bernostalgia ke era internet belum ditemukan.
Media informasi saat itu sangat terbatas. Dulu kalau menonton acara di televisi,
harus pakai aki karena listrik belum masuk, alhasil kalau akinya habis, tidak
bisa lanjut menonton. Penonton kecewa. Ada yang pernah mengalami bagaimana
antri telepon di wartel? Atau mengalami telepon menggunakan koin di telepon
umum? Atau ada juga yang berkirim surat lewat kantor pos yang menunggu
balasannya memakan waktu berhari-hari, bahkan berpekan-pekan. Tentunya
pengalaman-pengalaman tersebut tidak akan pernah dialami generasi muda
sekarang. Ya, itu dulu, bukan sekarang. Lantas, bagaimana sekarang?
Sekarang semua berubah. Kemajuan teknologi digital mampu
mengantarkan “Dunia dalam genggaman kita”. Sambil rebahan di kamar kita bisa
mengakses dan menyaksikan berita dari belahan bumi manapun. Siapa pun bisa
menjadi pembuat, penyebar, dan pengguna informasi.
Sekarang, semua saluran TV apa pun ada di genggaman. Bahkan banyak
juga sosok-sosok yang menjadi milyarder karena mempunya channel Youtube
sendiri. Dan tidak menutup kemungkinan, Anda termasuk sosok tersebut.
Apa Tema Hoaks yang Dominan?
Selain kemudahan yang diberikan oleh perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, ada sisi lain yang perlu jadi perhatian bersama,
yaitu peredaran hoaks di masyarakat.
Mafindo sendiri melakukan pemeriksaan fakta berdasarkan laporan
yang masuk. Terdapat 2.298 hoaks selama tahun 2020. Dilihat dari temanya,
politik dan kesehatan menduduki peringkat dua terbesar dibanding tema-tema
lainnya. (sumber: Litbang Mafindo).
Di Mana Hoaks sering beredar?
Dilihat dari saluran peredarannya, FB,
WA, dan Twitter menjadi tempat dimana hoaks banyak beredar.
Itulah mengapa penting bagi kita untuk dapat membedakan mana hoaks atau bukan
dengan memiliki kemampuan periksa fakta yang cukup. Bagi pengguna dan penikmat FB,
WA, dan Twitter waspada dan berhati-hatilah dalam menerima dan
meyebarkan berita!
Situasi Bagaimana yang perlu kita sadari terkait dengan banjirnya
informasi?
Perubahan teknologi juga berdampak pada masifnya informasi yang
diterima. Banyak informasi yang beredar di grup percakapan, baik informasi yang
serius ataupun tidak serius. Belum lagi banyaknya group percakapan atau social
media yang kita ikuti. Bisa jadi bagi beberapa orang situasi ini tidak
nyaman. Ketika banyak informasi yang hadir pada satu waktu.
Ada beberapa situasi yang perlu kita sadari
terkait dengan banjirnya informasi ini, yaitu:
2. Matinya kepakaran
3. Filter bubble dan echo chamber.
Era post truth ditandai
dengan ketika suatu fakta diberikan, seseorang cenderung tidak menerimanya. Hal
ini lebih dikarenakan emosi yang dominan dan keyakinan pribadi.
Misal, kita sudah percaya dengan si A. Ketika si B memberitahu
bahwa ada fakta lain tentang A, kita akan menyangkalnya. Karena kita sudah
yakin si A pasti benar dengan apa pun yang disampaikan. Dan yang disampaikan si
B tentang si A adalah suatu kebohongan.
Matinya kepakaran situasi yang
perlu kita waspadai. Banyak orang, terutama masa pandemi, memberikan gagasan
namun bukan ahli di bidangnya. Misal, si A pakar di bidang tertentu namun
memberikan pandangan tentang bidang lain yang bukan ahlinya. Atau bukan ahli
kesehatan, namun merasa paling tahu bidang kesehatan.
filter bubble dan echo chamber. Ada hal lain yang perlu kita sadari, kita semua berada di gelembung-gelembung kelompok informasi. Misal, saya akan memblokir orang yang tidak sesuai dengan ide dan pemikiran saya. Dampaknya lingkaran kita terbatas pada orang-orang yang satu ide saja.
Ada istilah lainnya yaitu filter bubble dan echo chamber.
2.
Hoaks, Motif, Jenis, Ciri, dan Dampaknya
Apa itu Hoaks?
Hoaks sendiri dari asalnya sudah digunakan abad ke-17. Asal kata ‘hocus’. Hocus pocus, mirip dengan sim salabim di sulap.
Dari sisi pengertiannya, hoaks adalah infomasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar.
Mengapa masih ada yang percaya hoaks?
Banyak alasannya. Ini beberapa di antaranya:
1. Kemampuan literasi digital dan
berpikir kritis yang belum merata
2. Polarisasi masyarakat
3. Belum cakap memilah informasi dan minimnya kemampuan periksa fakta.
Apa Motif Penyebar Hoaks?
Ada banyak alasan seseorang menyebarkan hoaks. Salah satunya motif
ekonomi. Ada orang-orang yang membuat situs tertentu yang isinya provokatif.
Ketika orang mengunjungi situs tersebut, maka akan mendapatkan
keuntungan ekonomi (click bait). Pembuat dapat uang, kita dapat
perpecahan, debat, dan sebagainya.
Ada banyak motif lain yang perlu kita waspada bersama.
Ada tujuh misinformasi dan disinformasi yang dapat
disimak pada tautan di bawah ini.
Misinformasi: informasi salah, penyebarnya tidak tahu kalau itu salah. Misinformasi umumnya tidak ada kesenggajaan.Disinformasi ada unsur kesengajaan. Simak tautan di bawah ini, sumber dari Youtube Mafindo: https://www.youtube.com/watch?v=ojCpsFhmSS0
Apa Contoh Konten dan Berita Hoaks?
Berikut contoh hoaks yang mungkin bapak dan ibu pernah dapat. Ada
yang namanya satire atau parodi, konten palsu, koneksi yang salah.
Contoh berikutnya konten yang menyesatkan, konten yang salah, konten tiruan, dan konten yang dimanipulasi.
Apa Saja Ciri-Ciri Informasi Hoaks?
Sumber informasi tidak jelas, biasanya bangkitkan emosi, kelihatan
ilmiah namun salah, isinya sembunyikan fakta, dan minta diviralkan.
Mafindo rekomendasikan untuk sumber informasi gunakan rujukan media
kredibel atau anggota Dewan Pers. Atau sumber dari lembaga resmi terkait.
Apa Dampak Hoaks?
Akan timbul perpecahan dan saling curiga antara kita. Selain itu muncul kebingungan bedakan mana yang hoaks dan bukan. Dapat pula membuat meninggal seorang karena terlalu percaya dengan informasi yang didapat. Karena percaya hoaks akhirnya terlambat penanganan medis.
3.
Tips Periksa Fakta Singkat
Narasumber, yang menjabat sebagai Kepala
Bidang Pengembangan Kurikulum Siberkreasi ini, membagikan link vidio yang diproduksi oleh Tular Nalar dari situs
Video durasi lima menit dapat
ditonton pada tautan di bawah ini;
https://www.youtube.com/watch?v=rX5z3PBmwtM
Bagaimana Tips Cara Cepat Periksa
Fakta?
Setelah kita menonton tayangan tadi, ada beberapa cara cepat untuk periksa fakta. Bisa dilihat detail pada paparan.
Jika menerima informasi melalui WA, ini caranya untuk cek hoaks.
Ke Mana Kita Belajar Literasi Digital?
Apabila ingin belajar lebih lanjut mengenai literasi digital, bisa ke
www.literasidigital.id atau www.tularnalar.id
Bisa juga ke youtubenya Mafindo agar tahu hoaks terkini apa saja.
Ada tiga hal yang perlu dicek fakta: narasi, foto, dan video. Kalau mau ikutan sesi pelatihan ini, bisa ke sini yaa….
Kelas Kebal Hoaks (KKH) Mafindo bekerja sama dengan Kominfo dan
Siberkeasi. Gratis dan mendapat sertifikat. Pelatihan ini lebih detail teknis
melakukan periksa fakta. Banyak praktik dan latihan. Silakan menghubungi kontak
di layar. Ikuti juga IG @Siberkreasi atau @Turnbackhoaxid.
Pesan bijak dari narasember, di atas mari kita pegang dan kita terapkan dalam berliterasi digital. mari tinggalkan jejak digital yang bijak dan bermanfaat!
Komentar
Posting Komentar