KIAT MENULIS CERITA FIKSI (RESUME TEMA KE 11)
RESUME PERTEMUAN KE 11
PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
GELOMBANG : 22
PERTEMUAN KE
: 11
HARI/TANGGAL : RABU/ 27 OKTOBER 2021
TEMA : KIAT MENULIS CERITA FIKSI
NARASUMBER : SUDOMO, S.Pt.
MODERATOR : DAIL MAKRUF
PENULIS : ISTIANAH
"Mengapa kita harus menulis
fiksi?" Demikian Pertanyaan yang
dilontarkan narasumber pada pembukaan Pelatihan Belajar Menulis pembelajaran ke
12, sebelum masuk materi malam itu. Menurut beliau pertanyaan itu perlu dijawab
dengan jujur, karena penting untuk memotivasi kita mulai menulis fiksi. Kita akan
ringan melakukan sesuatu kalau mempunyai alasan yang jelas, mengerti maksud dan
tujuannya. Demikian pula dengan menulis.
Alasan menulis fiksi banyak
ragamnya. Sebagai seorang guru, yang berkecimpung di dalam dunia pendidikan, sungguh sangat penting bagi kita untuk mampu menulis fiksi.
Untuk mengungkapkan ide-ide, kritikan, pesan moral, dan nilai-nilai pendidikan,
kita bisa menyalurkan melalui cerita yang kita tulis. Menulis fiksi sebagai medianya supaya gagasan kita
tersampaikan. Apalagi saat ini program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan atau
Kebudayaan, Asesmen
Nasional Berbasis Komputer (ANBK) dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) salah
satu komponennya berupa literasi, yaitu teks literasi fiksi. Ini bisa jadi alasan
kuat bagi guru untuk menulis fiksi, agar mampu menghadirkan tulisan-tulisan
segar yang dikemas dalam soal AKM bagi murid-muridnya.
Lebih lanjut kita paparkan bentuk-bentuk
cerita fiksi, supaya kita bisa]menentukan jenis atau dalam bentuk apa cerita
fiksi yang kita tulis
Bentuk-bentuk cerita fiksi :
1.
Fiksimini;
Fiksi mini adalah sebuah cerita sangat pendek yang
berasal dari kata fiksi (cerita) dan mini (kecil atau pendek). Berbeda dengan cerpen
lain.
2.
Flash
Fictio;
Merupakan cerita pendek super singkat yang panjang umumnya
sekitar 200-500 kata.
3.
Pentigraf;
Pentigraf merupakan kependekan dari ”cerita pendek
tiga paragraf”. Jadi, syarat utamanya adalah cerpen yang ditulis harus sebanyak
tiga paragraf, tidak kurang tidak lebih.
4.
Cerpen;
Cerpen merupakan sebuah cerita yang tidak
benar-benar terjadi pada dunia nyata dan ceritanya singkat dan pendek. Cerpen merupakan suatu tulisan yang tidak terlalu
panjang yang berisi kisah tunggal. Cerpen adalah sebuah karangan cerita yang hanya
berfokus pada satu kejadian saja.
5.
Novelet:
Novelet adalah karya sastra dalam bentuk novel mini. ... Novelet lebih panjang dari cerpen dan lebih pendek
dari novel. Panjang cerita biasanya 17.500-40.000 kata.
Jumlah halaman rata-rata 60-150 halaman.
6.
Novela;
Novela atau novelet adalah sebuah karya sastra yang
memiliki bentuk lebih kecil dari novel. Istilah novela berasal dari bahasa Italia,
7.
Novel;
Novel adalah karangan prosa panjang mengandung
rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Untuk menulis cerita fiksi, kita harus tahu
unsur-unsur untu membentuk cerita fiksi.
Unsur -unsur pembentuk cerita fiksi di antaranya, yaitu ;
1.
Tema
Tema merupakan ide pokok cerita;
Tips menentukan
tema:
Ø dekat dengan penulis,
Ø menarik perhatian penulis,
Ø bahan mudah diperoleh,
Ø dan ruang lingkup terbatas;
Cara menentukan tema:
Ø Menyesuaikan dengan minat,
Ø mengangkat kehidupan nyata,
Ø berimajinasi,
Ø membaca, dan mendengarkan curahan hati;
Contoh Tema:
Ø kejujuran
Ø Pendidikan dan kemiskinan
Ø Persahabatan
2.
Premis
Premis adalah ringkasan cerita dalam
satu kalimat;
Unsur-unsur premis:
Ø karakter,
Ø tujuan tokoh,
Ø rintangan/halangan,
Ø dan resolusi;
Cara membuat premis: tulis masing-masing unsur pembentuknya
kemudian rangkai menjadi satu kalimat utuh;
Contoh Premis: Seorang anak SD mengajak dua orang temannya
melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman
tentang materi IPA
3.
Alur/Plot
Alur/plot merupakan struktur
rangkaian kejadian dalam cerita;
Macam-macam alur:
Ø Alur maju,
Ø alur mundur,
Ø alur campuran,
Ø alur flashback,
Ø dan alur kronologis;
Unsur-unsur alur/plot:
Ø Pengenalan cerita,
Ø Awal konflik,
Ø Menuju konflik,
Ø Konflik memuncak/klimaks,
Ø Penyelesaian/ending;
Unsur-unsur alur/plot tersebut urutannya bisa diubah tergantung
pada jenis alur yang dipilih.
4.
Penokohan
Penokohan merupakan penjelasan selangkah demi selangkah penjelasan
detail karakter dalam cerita;
Macam-macam tokoh:
Ø protagonis,
Ø antagonis,
Ø dan tritagonis;
Teknik penggambaran tokoh: analitik, fisik dan perilaku tokoh,
lingkungan tokoh, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.
5.
Latar/Setting
Latar/setting merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana
terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.
Jenis-jenis latar:
Ø latar waktu,
Ø latar tempat,
Ø latar suasana,
Ø latar sosial,
Ø latar material,
Ø dan latar integral.
6.
Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan cara penulis menempatkan dirinya terhadap
cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita;
Macam-macam sudut pandang:
Ø Orang Pertama Tunggal,
Ø Orang Pertama Jamak,
Ø Orang Kedua,
Ø Orang Ketiga Tunggal,
Ø Orang Ketiga Jamak,
Ø dan Campuran
Setelah kita mengantongi bekal untuk menulis fiksi berupa unsur-unsur pembentukan cerita fiksi tersebut di atas, selanjutnya ayo menulis cerita fiksi. Supaya kita kreatif menulis cerita fiksi berikut kiat-kiatnya.
Kiat kreatif menulis cerita fiksi:
1.
Niat:
Teguhkan niat. Setting
pikiran kita, bahwa menulis itu mudah. Motivasi diri untuk memulai dan
menyelesaikan tulisan
2.
Baca
Fiksi orang lain:
Dengan membaca
fiksi orang lain kita bisa menemukan bahan belajar/referensi berupa ide, pemilihan
kata, serta gaya dan teknik penulisan.
3.
Ide
dan genre:
Segera catat
saat ide mendadak muncul. Temukan ide
dengan cara mengembangkan imajinasi Pemilihan genre disesuaikan dengan yang
disukai dan dikuasai
4.
Outline
Buat outline. Susun
rencana penulisan. Susun ide-ide secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur. Kunci menyusun outline :
Ø Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
Ø Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
Ø Membuat premis sesuai tema
Ø Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
Ø Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran
watak tokoh dengan baik
Ø Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
Ø Memilih sudut pandang penceritaan yang unik
5.
Menulis
Untuk menghasilkan
cerita fiksi yang menarik dan menggelitik pembaca. Perhatikan ttips-tips
berikut ini:
Ø Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik)
Ø Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara
memaparkan secara jelas kepada pembaca
Ø Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh
Ø Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan
memperkuat imajinasi
Ø Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas
Ø Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)
Ø Membuat ending yang baik
6.
Swasunting
Agar hasil tulisan kita memuaskan perlu dilakukan swasunting. Kita sebagai penulis berupaya
meminimalkan kesalahan yang terdapat dalam tulisan sendiri. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan agar swasunting bisa terlaksana dengan efektif.
Yaitu;
Ø Dilakukan setelah selesai menulis;
Ø Jangan menulis sambil mengedit;
Ø Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata
baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita;
Ø Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega
menyunting tulisan sendiri;
Ø Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Salah satu trik agar cerita kita
enak dibaca dan seru adalah melibatkan pembaca dalam tulisan kita. Teknik ini
bisa menggunakan pakai show don't tell.
Ingin tahu apa itu show don't tell ? Yuuuk …googling
saja !
Komentar
Posting Komentar