BERITA DUKA
BERITA DUKA
“Assalamu’alaikum wr. wb. Bu, kabar duka, Bu Yuni teman sampeyan
pagi tadi nggak ada umur”, berita duka hari ini yang saya terima dari seorang
teman, Bu Anik. Bu Yuni adalah teman saya saat kuliah S1. Bu Anik merupakan
teman mengajar ketika saya masih di Surabaya. Qodarullah Bu Anik kenal
dengan Bu Yuni karena suami Bu Yuni merupakan lurah di mana Bu Anik tinggal,
kalau tidak salah ingat kelurahan Pabean Cantian Surabaya. Ya dunia begitu
sempit.
Terlebih lagi dengan kemajuan teknologi. Dunia ada dalam genggaman,
begitu perumpaannya. Saya yang tinggal di tanah rantau sudah menerima berita
duka itu. Sementara teman-teman yang tinggalnya di sana belum menerima kabar
duka itu. Saya coba menghubungi beberapa teman untuk mengklarifikasi, mereka tidak
tahu, mereka belum terima kabar. Saya cek grup WhatsApp teman alumni S1, belum
juga ada seorang pun yang share berita duka itu, ternyata memang mereka belum
dapat info. Tigapuluh lima menit kemudian berita duka itu dishare di grup.
Kapan ajal menjemput kita? Tidak ada satu pun yang dapat memprediksinya.
Qodarullah. Ada yang sakit kronis, bertahun-tahun mengonsumsi obat, umur masih
dipanjangkan oleh Allah SWT. Ada yang tadi pagi tidak ada keluhan apa-apa,
masih bercengkrama dengan kita, siangnya ajal menjemputnya. Rahasia Allah SWT,
hanya Allah SWT yang tahu batas umur kita.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ
عَنْهَا (Allahummaghfirlaha warhamha wa’afiha wa’fu
anha)
Artinya:
“Ya Allah Ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya,
bebaskanlah dia, dan maafkanlah dia”. Sahabat hanya doa yang bisa kirimkan. Semoga
kelurga yang ditinggakan tabah dan ikhlas. Dan bagi yang lainnya dapat
dijadikan pelajaran dan pengingat, bahwa kematian datang tanpa pesan, tidak wapri
dulu. Tidak pandang bulu, usia, jabatan, dan gender. So, sudah siapkah
kita?
Mari bersinergi
berkolaborasi perkaya literasi negeri!
Salam Literasi
Istianah
Komentar
Posting Komentar